A.
Pengertian
Perencanaan Pembelajaran
Menurut
H.B. Siswanto (2007:42) perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk
memilih tujuan dan menentukan cakupan pencapaiannya. Menurutnya, merencanakan
berarti mengupayakan penggunaan sumberdaya manusia (human resources), sumber
daya alam (natural resources), dan sumberdaya lainnya (other resources) untuk
mencapai tujuan .
George
R. Terry dan Leslie W. Rue (2009:9) menyatakan bahwa planning atau perencanaan
adalah menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama suatu masa yang akan
datang dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai tujuan-tujuan itu.
Sementara itu, Mulyasa (2006:223) menjelaskan bahwa perencanaan
adalah suatu bentuk dari pengambilan keputusan (decision making).
Hamzah
B. Uno (2008: 2) juga menyatakan perencanaan adalah suatu cara yang memuaskan
untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai
langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga
kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Berdasarkan definisi-definisi
di atas, dapat disimpulkan bahwa
perencanaan
mengandung paling sedikit 4 unsur yaitu:
a. Ada
tujuan yang harus dicapai
b. Ada
strategi untuk mencapai tujuan
c. Sumber
daya yang mendukung
Perencanaan adalah suatu cara untuk
membuat suatu kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai
langkah yang antisipatif untuk memperkecil kesenjangan yang ada dan mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan merupakan hasil proses berpikir dan
pengkajian dan penyeleksian dari berbagai alternatif yang dianggap lebih
memiliki nilai efektivitas dan efisiensi, yang merupakan awal dari semua proses
pelaksanaan kegiatan yang bersifat rasional.
Perencanaan adalah proses penetapan dan pemanfaatan
sumber daya secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan
dan upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam
mencapai tujuan. Dalam hal ini, Roger A. Kaufman (Harjanto 1997: 2)
mengemukakan bahwa “Perencanaan adalah suatu proyeksi (perkiraan) tentang apa
yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai. Perencanaan
sering juga disebut sebagai jembatan yang menghubungkan kesenjangan atau jurang
antara keadaan masa kini dan keadaan yang diharapkan terjadi pada masa yang
akan datang. Dengan demikian, perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang
akan dilakukan.
II.
Pengertian Pembelajaran
Undang-undang Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Pasal 1 tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan mendefenisikan bahwa pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.
Masnur Muslich (2007:71) juga
berpendapat bahwa pembelajaran adalah proses aktif bagi siswa dan guru untuk
mengembangkan potensi siswa sehinggga mereka akan “tahu” terhadap pengetahuan
dan pada ahirnya “mampu” untuk melakukan sesuatu. Sedangkan Degeng dalam Hamzah
B. Uno (2008:2) mendefenisikan dengan singkat bahwa pembelajaran adalah upaya
untuk membelajarkan siswa.
Richard L. Daft (2003:30) mengungkapkan
bahwa pembelajaran adalah sebuah perubahan prilaku atau suatu perubahan kinerja
yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Hal ini juga dibenarkan oleh Slavin
dalam H. Douglas Brown (2007:8) yang mendefenisikan bahwa pembelajaran adalah
sebuah perubahan dalam diri seorang yang disebabkan oleh pengalaman. Pernyataan
ini juga didukung oleh Kunandar (2009:287) yang menyatakan bahwa pembelajaran
adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga
terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.
Berdasarkan beberapa defenisi diatas
dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran adalah kegiatan memproyeksikan
tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam suatu proses belajar mengajar
yaitu dengan mengkoordinasikan komponen-komponen pembelajaran sehingga tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, cara penyampaian kegiatan (metode, model dan
teknik), serta bagaimana mengukurnya menjadi jelas dan sistematis, sehingga
nantinya proses belajar mengajar menjadi efektif dan efisien.
Selanjutnya akan dikemukan beberapa pendapat atau
pandangan para ahli mengenai perencanaan pembelajaran. Ibrahim (1993)
mengatakan bahwa “Secara garis besar perencanaan pembelajaran mencakup kegiatan
merumuskan tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu kegiatan pembelajaran, cara
apa yang dipakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi-bahan apa
yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, serta alat atau media
apa yang diperlukan.
Dengan perencanaan pembelajaran, guru dapat
memperkirakan, mempersiapkan, dan menentukan tindakan apa yang akan dilakukan
pada waktu proses pembelajaran berlangsung. Pada tahap ini guru mempersiapkan
segala sesuatunya agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif.
Pendapat lain dikemukakan oleh Banghart dan Trull
(Sagala: 2003) yang menyatakan bahwa “Perencanaan adalah awal dari semua proses
yang rasional, dan mengandung sifat optimisme yang didasarkan atas kepercayaan
bahwa akan dapat mengatasi berbagai macam permasalahan dalam konteks
pembelajaran. Perencanaan pembelajaran yang diartikan sebagai proses penyusunan
materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan pendekatan atau
metode pembelajaran, dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa
satu semester yang akan datang untuk mencapai tujuan yang ditentukan”. Toeti
Soekamto (1993) mendefinisikan perencanaan pembelajaran sebagai usaha untuk
mempermudah proses belajar-mengajar maka diperlukan perencanaan pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran dapat dikatakan sebagai
pengembangan pembelajaran yang merupakan sebagai sistem yang terintegrasi dan
terdiri dan beberapa unsur yang saling berinteraksi. Pengertian lain tentang
perencanaan pembelajaran dikemukakan oleh Nana Sudjana (1988) yang mengemukakan
bahwa perencanaan pembelajaran merupakan kegiatan memproyeksikan tindakan apa
yang akan dilaksanakan dalam suatu pembelajaran (PBM) yaitu dengan
mengkoordinasikan (mengatur dan merespon) komponen-komponen pembelajaran,
sehingga arah kegiatan (tujuan), isi kegiatan (materi), cara penyampaian kegiatan
(metoda dan teknik, serta bagaimana mengukurnya (evaluasi) menjadi jelas dan
sisitematis”. Ini berarti perencanaan pembelajaran pada dasarnya adalah
mengatur dan menetapkan komponenkomponen tujuan, bahan, metoda atau teknik,
serta evaluasi atau penilaian. Perencanaan pembelajaran dapat dikatakan sebagai
pedoman mengajar bagi guru dan pedoman belajar bagi siswa.
Melalui perencanaan pembelajaran dapat diidentifikasi
apakah pembelajaran yang dikembangkan/dilaksanakan sudah menerapkan konsep
belajar siswa aktif atau mengembangkan pendekatan keterampilan proses. Gambaran
aktivitas siswa akan terlihat pada rencana kegiatan atau dalam rumusan Kegiatan
Belajar. Mengajar (KBM) yang terdapat dalam perencanaan pembelajaran. Kegiatan
belajar dan mengajar yang dirumuskan oleh guru harus mengacu pada tujuan
pembelajaran. Sehingga perencanaan pembelajaran merupakan acuan yang jelas,
operasional, sistematis sebagai acuan guru dan siswa berdasarkan kurikulum yang
berlaku.
Perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu
rangkaian yang saling berhubungan dan saling menunjang antara berbagai unsur
atau komponen yang ada di dalam pembelajaran, atau dengan pengertian lain,
yaitu suatu proses mengatur, mengkoordinasikan, dan menetapkan unsur-unsur atau
komponen-- komponen pembelajaran. Unsur atau komponen yang dimaksud adalah:
a.
Kemana pembelajaran tersebut akan diarahkan?
b.
Apa yang harus dibahas dalam proses pembelajaran
tersebut?
c.
Bagaimana cara melakukannya?
Berikut
ini adalah definisi perencanaan pembelajaran menurut beberapa ahli, yaitu:
a.
Branch (2002), Suatu sistem yang berisi
prosedur untuk mengembangkan pendidikan dengan cara yang konsisten dan
reliable.
b.
Ritchy, Ilmu yang merancang detail
secara spesifik untuk pengembangan, evaluasi dan pemeliharaan situasi dengan
fasilitas pengetahuan diantara satuan besar dan kecil persoalan pokok.
c.
Smith & Ragan (1993. Proses
sistematis dalam mengartikan prinsip belajar dan pembelajaran kedalam rancangan
untuk bahan dan aktifitas pembelajaran. (1999) Proses sistematis dan berfikir
dalam mengartikan prinsip belajar dan pembelajaran kedalam rancangan untuk
bahan dan aktifitas pembelajaran, sumber informasi dan evaluasi.
B.
Peranan
Perencanaan Pembelajaran
Keberhasilan
dari suatu kegiatan sangat ditentukan oleh perencanaannya. Apabila perencanaan
suatu kegiatan dirancang dengan baik, maka kegiatan akan lebih mudah
dilaksanakan, terarah serta terkendali. Demikian pula halnya dalam proses
belajar mengajar, agar pelaksanaan pembelajaran terlaksana dengan baik maka
diperlukan perenanaan pembelajaran yang baik.
Perencanaan
pembelajaran berperan sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan
pembelajaran agar lebih terarah dan berjalan efektif dan efesien. Dengan
perkataan lain perencanaan pembelajaran berperan sebagai skenario proses
pembelajaran oleh karena itu perencanaan pembelajaran hendaknya fleksibel dan
memberikan kemungkinan bagi guru untuk menyesuaikan diri dalam proses
pembelajaran sesungguhnya.
Perencanaan
pembelajaran dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran. Upaya
perbaikan pembalajaran dilakukan dengan asumsi sebagai berikut:
a. Untuk
memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perencnaan pembelajaran
yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran.
b. Untuk
merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan sistem.
c. Perencanaan
desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang belajar
d. Untuk
merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara perseorangan.
e. Pembelajaran
yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan pembelajaran, dan tujuan
pengiring dari pembelajaran.
f. Sasaran
akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk belajar.
g. Perencanaan
pembelajaran harus melibatkan semua variable pembelajaran.
C.
Pentingnya
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan
pembelajaran perlu dilakukan karena memiliki arti penting sebagai berikut :
1. Untuk
pengganti keberhasilan yang diperoleh secara untung-untungan.
2. Sebagai
alat untuk menemukan dan memecahkan masalah.
3. Untuk
memanfaatkan sumber secara efektif.
Perencanaan
yang dilakukan secara sistematis atau dilandasi dengan pendekatan sistem akan
memberikan dua keuntungan besar seperti berikut :
1. Sebagai
suatu alat untuk menganalisis, mengidentifikasi dan memecahkan masalah sesuai
dengan yang diinginkan.
2. Memiliki
daya ramal dan kontrol yang baik karena didukung dengan langkah-langkah
berikut:
a. Perumusan
kebutuhan secara spesifik dan nyata.
b. Penggunaan
logika, proses setapak demi setapak untuk menuju perubahan yang diharapkan.
c. Perhatian
dan penentuan salah satu diantara berbagai pendekatan yang sesuai situasi dan
kondisi.
d. Penetapan
mekanisme feedback yang memberi informasi tentang kemajuan, hambatan serta
perubahan yang diperlukan.
e. Penggunaan
istilah dan langkah yang jelas, mudah dikomunikasikan dan dipahami orang lain.
Beberapa
pertimbangan atau asumsi yang melandasi mengapa guru harus melakukan
perencanaan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
pembelajaran dikembangkan atas dasar tesis yang menyatakan bahwa pengajaran
dapat dirancang secara lebih sistematis dan berbeda dengan cara-cara
tradisional.
2. Hasil
pembelajaran dapat dirumuskan secara lebih operasional sehingga dapat diamati
dan diukur.
3. Tujuan
pembelajaran dapat diukur dengan menggunakan instrumen yang disebut penilaian
acuan patokan yaitu tes yang didasarkan atas kriteria tertentu yang dalam hal
ini adalah tujuan pembelajaran khusus.
4. Untuk
menjamin efektivitas proses pembelajaran, paket pembelajaran yang akan
digunakan hendaknya valid. Hal ini berarti semua perangkat, alat, media, metode
pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran perlu diujicobakan
dahulu secara empirik.
D.
Tujuan
Perencanaan Pembelajaran
Merujuk pada
tulisan Hamzah B. Uno (2008) berikut ini dikemukakan beberapa pengertian yang
dikemukakan oleh para ahli. Robert F. Mager (1962) mengemukakan bahwa tujuan
pembelajaran adalah perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan
oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu. Kemp (1977) dan
David E. Kapel (1981) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran suatu pernyataan
yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan
dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Henry
Ellington (1984) bahwa tujuan pembelajaran adalah pernyataan yang diharapkan
dapat dicapai sebagai hasil belajar.
Sementara
itu, Oemar Hamalik (2005) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu
deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung
pembelajaran.
Upaya
merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu, baik bagi
guru maupun siswa. Nana Syaodih Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4 (empat)
manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu: (1) memudahkan dalam mengkomunikasikan
maksud kegiatan belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan
belajarnya secara lebih mandiri; (2) memudahkan guru memilih dan menyusun
bahan ajar; (3) membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media
pembelajaran; (4) memudahkan guru mengadakan penilaian.
Dalam
Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 tentang Standar Proses disebutkan bahwa
tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran,
menata urutan topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih
alat-alat bantu pengajaran dan prosedur pengajaran, serta menyediakan ukuran
(standar) untuk mengukur prestasi belajar siswa.
Adapun tujuan
perencanaan pembelajaran meliputi :
v
Mengarahkan aktivitas belajar siswa dan
aktivitas mengajar dari pengajar, karena rencana telah diprogram dengan
sistematis.
v
Mengetahui kemajuan belajar siswa karena materi
yang akan dipresentasikan telah direncanakan secara terinci.
v
Menghasilkan proses belajar mengajar secara
maksimal karena segala sesuatunya telah dipersiapkan sebelum pelajaran dimulai.
v
Mengetahui dengan segera tingkat keberhasilan
proses belajar mengajar, melalui kegiatan proses belajar mengajar yang
direncanakan.
v
Memberikan kegairahan siswa dalam belajar dengan
adanya informasi dan relevansi tujuan pembelajaran.
v
Memberikan kemudahan siswa dalam penguasaan
materi sebab sistematika penyampaiannya telah disiapkan.
E.
Pendekatan
Perencanaan Pembelajaran
Dalam
menyusun perencanaan pendidikan suatu negara, pendekatan yang dipakai
sangat tergantung dari kebijakan pemerintah yang berkuasa. Karena itu sangat
wajar jika timbul pendekatan yang berbeda-beda antara beberapa Negara, dan
bahkan dapat juga terjadi perbedaan dalam pendekatan perencanaan pendidikan
antara berbagai periode pembangunan dalam satu negara, misalnya saja di
Indonesia setiap periode punya kebijakan berbeda, sangat tergantung siapa yang
memerintah sehingga konsep yang sebelumnya belum tuntas sudah muncul lagi
konsep lain.
Perencanaan
pendidikan senatiasa mempersiapkan alternatif-alternatif pemecahan masalah guna
memenuhi kebutuhan pendidikan secara realistis yang berpedoman kepada
tujuan-tujuan yang ditetapkan secara jelas dan terperinci.
Tujuan-tujuan yang telah ditetapkan akan menentukan pola pendekatan
perencanaannya. Dalam perencanaan pendidikan setidaknya ada tiga pendekatan
yang harus dilakukan dalam membuat perencanaan yaitu:
a. Pendekatan
permintaan masyarakat
Pendekatan
permintaan masyarakat adalah suatu pendekatan yang bersifat
tradisional dalam pengembangan pendidikan. Pendekatan ini pada umumnya harus
memperkirakan kebutuhan pada masa-masa yang akan datang dengan mengadakan
analisis terhadap jumlah penduduk, presentase penduduk yang bersekolah, arus
murid dari tingkat dasar ketingkat yang lebih tinggi, dan keinginan masyarakat
serta individu tentang jenis-jenis pendidikan.
b. Pendekatan
ketenagakerjaan
Pendekatan
ketenagakerjaan ini diarahkan kepada usaha untuk memenuhi kebutuhan nasional
akan tenaga kerja. Kebanyakan Negara mengharapkan pendidikan mempersiapkan dan
menghasilkan tenaga kerja yang terampil dan professional untuk pembangunan.
Untuk itu perencana pendidikan harus membuat perkiraan jumlah dan kualitas
tenaga kerja yang dibutuhkan oleh setiap kegiatan pembangunan nasional.
Adapun
langkah-langkah dari pendekatan ketenagakerjaan adalah membuat proyeksi
kebutuhan tenaga kerja bagi pembangunan, merinci tujuan pendidikan,
memproyeksikan output pendidikan, menyusun program untuk memenuhi output
sesuai kebutuhan, dan menyusun rencana pembiayaan yang dituang dalam
rencana.
c. Pendekatan
nilai imbalan
Pendekatan
ini sangat dianjurkan oleh sekelompok ahli ekonomi di Negara-negara
berkembang, termasuk Negara Indonesia. Dalam pendekatan ini dipertimbangkan
penentuan besarnya investasi dalam dunia pendidikan sesuai dengan hasil,
keuntungan dan keberhasilan yang diperolehnya. Dalam hal ini bukan hanya biaya
keseluruhan pendidikan tetapi biaya suatu jenjang pendidikan.
Perencanaan
pendidikan di Indonesia tidak hanya menggunakan salah satu pendekatan,
melainkan menerapkan beberapa pendekatan, dan kadang-kadang menggunakan
ketiganya bersamaan.
Setiap jenjang pendidikan mungkin memerlukan pendekatan yang berlainan. Karena
itu adalah penting bagi setiap perencana untuk mengetahui ruang lingkup
dan keterbatasan setiap pendekatan.
F.
Langkah-langkah
Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
1. Mencantumkan
Identitas
Terdiri dari: Nama sekolah, Mata
Pelajaran, Kelas¬, Semester, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator
dan Alokasi Waktu. Hal yang perlu diperhatikan adalah :
·
RPP boleh disusun untuk satu Kompetensi
Dasar.
·
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar,
dan Indikator dikutip dari silabus. (Standar kompetensi – Kompetensi Dasar –
Indikator adalah suatu alur pikir yang saling terkait tidak dapat dipisahkan)
·
Indikator merupakan:
Ø Ciri
perilaku (bukti terukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa peserta didik
telah mencapai kompetensi dasar
Ø Penanda
pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat
diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Ø Dikembangkan
sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi
daerah.
Ø Rumusannya
menggunakan kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Ø Digunakan
sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
·
Alokasi waktu diperhitungkan untuk
pencapaian satu kompetensi dasar, dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya
pertemuan (contoh: 2 x 45 menit). Karena itu, waktu untuk mencapai suatu kompetensi
dasar dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan bergantung
pada kompetensi dasarnya.
2. Merumuskan
Tujuan Pembelajaran
Output (hasil langsung) dari satu paket
kegiatan pembelajaran. Misalnya: Kegiatan pembelajaran: ”Mendapat informasi
tentang sistem peredaran darah pada manusia”.
Tujuan pembelajaran, boleh salah satu atau keseluruhan tujuan pembelajaran, misalnya peserta didik dapat:
Tujuan pembelajaran, boleh salah satu atau keseluruhan tujuan pembelajaran, misalnya peserta didik dapat:
·
Mendeskripsikan mekanisme peredaran
darah pada manusia.
·
Menyebutkan bagian-bagian jantung.
·
Merespon dengan baik
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh teman-teman sekelasnya.
·
Mengulang kembali informasi tentang
peredaran darah yang telah disampaikan oleh guru.
Bila pembelajaran dilakukan lebih dari 1
(satu) pertemuan, ada baiknya tujuan pembelajaran juga dibedakan menurut waktu
pertemuan, sehingga tiap pertemuan dapat memberikan hasil.
3. Menetukan
Materi Pembelajaran
Untuk memudahkan penetapan materi
pembelajaran, dapat diacu dari indikator.
Contoh:
Contoh:
Ø Indikator:
Peserta didik dapat menyebutkan ciri-ciri kehidupan.
Peserta didik dapat menyebutkan ciri-ciri kehidupan.
Ø Materi
pembelajaran:
Ciri-Ciri Kehidupan:
Nutrisi, bergerak, bereproduksi,
transportasi, regulasi, iritabilitas, bernapas, dan ekskresi.
4. Menentukan
Metode Pembelajaran
Metode dapat diartikan benar-benar
sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan
pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang
dipilih.Karena itu pada bagian ini cantumkan pendekatan pembelajaran dan metode
yang diintegrasikan dalam satu kegiatan pembelajaran peserta didik:
·
Pendekatan pembelajaran yang digunakan,
misalnya: pendekatan proses, kontekstual, pembelajaran langsung, pemecahan
masalah, dan sebagainya.
·
Metode-metode yang digunakan, misalnya:
ceramah, inkuiri, observasi, tanya jawab, e-learning dan sebagainya.
5. Menetapkan
Kegiatan Pembelajaran
Untuk mencapai suatu kompetensi dasar
harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya,
langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup.
·
Kegiatan Pendahuluan
Orientasi: memusatkan perhatian peserta
didik pada materi yang akan dibelajarkan, dengan cara menunjukkan benda yang
menarik, memberikan illustrasi, membaca berita di surat kabar, menampilkan
slide animasi dan sebagainya.
Apersepsi: memberikan persepsi awal kepada peserta didik tentang materi yang akan diajarkan.
Apersepsi: memberikan persepsi awal kepada peserta didik tentang materi yang akan diajarkan.
Motivasi: Guru memberikan gambaran
manfaat mempelajari gempa bumi, bidang-bidang pekerjaan berkaitan dengan gempa
bumi, dsb.
Pemberian Acuan: biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari. Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar.
Pemberian Acuan: biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari. Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar.
Pembagian kelompok belajar dan
penjelasan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar (sesuai dengan rencana langkah-langkah
pembelajaran).
·
Kegiatan Inti
Berisi langkah-langkah sistematis yang
dilalui peserta didik untuk dapat mengkonstruksi ilmu sesuai dengan skemata
(frame work) masing-masing. Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian rupa
agar peserta didik dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan
pada tujuan pembelajaran dan indikator.
Untuk memudahkan, biasanya kegiatan inti
dilengkapi dengan Lembaran Kerja Siswa (LKS), baik yang berjenis cetak atau
noncetak. Khusus untuk pembelajaran berbasis ICT yang online dengan koneksi internet,
langkah-langkah kerja peserta didik harus dirumuskan detil mengenai waktu akses
dan alamat website yang jelas. Termasuk alternatif yang harus ditempuh jika
koneksi mengalami kegagalan.
·
Kegiatan penutup
Guru mengarahkan peserta didik untuk
membuat rangkuman/simpulan.
Guru memeriksa hasil belajar peserta didik. Dapat dengan memberikan tes tertulis atau tes lisan atau meminta peserta didik untuk mengulang kembali simpulan yang telah disusun atau dalam bentuk tanya jawab dengan mengambil ± 25% peserta didik sebagai sampelnya.
Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa kegiatan di luar kelas, di rumah atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan.
Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model pembelajaran yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai dengan modelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap pertemuan.
Guru memeriksa hasil belajar peserta didik. Dapat dengan memberikan tes tertulis atau tes lisan atau meminta peserta didik untuk mengulang kembali simpulan yang telah disusun atau dalam bentuk tanya jawab dengan mengambil ± 25% peserta didik sebagai sampelnya.
Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa kegiatan di luar kelas, di rumah atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan.
Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model pembelajaran yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai dengan modelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap pertemuan.
6. Memilih
Sumber Belajar
Pemilihan sumber belajar mengacu pada
perumusan yang ada dalam silabus yang dikembangkan. Sumber belajar mencakup
sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat dan bahan. Sumber belajar
dituliskan secara lebih operasional, dan bisa langsung dinyatakan bahan ajar
apa yang digunakan. Misalnya, sumber belajar dalam silabus dituliskan buku
referensi, dalam RPP harus dicantumkan bahan ajar yang sebenarnya. Jika
menggunakan buku, maka harus ditulis judul buku teks tersebut, pengarang, dan
halaman yang diacu.
Jika menggunakan bahan ajar berbasis
ICT, maka harus ditulis nama file, folder penyimpanan, dan bagian atau link
file yang digunakan, atau alamat website yang digunakan sebagai acuan
pembelajaran.
7. Menentukan
Penilaian
Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat
ditarik simpulan sebagai berikut:
- Seorang guru dalam merencanakan pembelajaran dituntut untuk dapat merumuskan tujuan pembelajaran secara tegas dan jelas.
- Perumusan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu bagi guru maupun siswa
- Saat ini telah terjadi pergeseran dalam merumuskan tujuan pembelajaran dari penguasaan bahan ke penguasan performansi.
- Tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.
- Tujuan pembelajaran seyogyanya dirumuskan secara jelas, yang didalamnya mencakup komponen: Audience, Behavior, Condition dan Degree
- Perencanaan pendidikan adalah suatu proses intelektual yang berkesinambungan dalam menganalisis, merumuskan dan menimbang serta memutuskan dengan keputusan yang diambil harus mempunyai konsistensi internal yang berhubungan secara sistematis dengan keputusan-keputusan lain dalam rangka mencapai tujuan bersama yakni tujuan pendidikan nasional.
- Dalam perencanaan pendidikan ada tiga pendekatan yang harus dilakukan dalam membuat perencanaan yaitu pendekatan permintaan masyarakat, pendekatan ketenaga kerjaan, pendekatan nilai imbalan.
DAFTAR
PUSTAKA
4. Enoch,
Yusuf. Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan. (Bumi Aksara: Jakarta, 1992)
5. Hamalik,
Oemar. 2001, Proses Belajar Mengajar, Jakarta. Bumi Aksara.
6. Harjanto.
Perencanaan Pengajaran. (cet. VI ; PT. Rineka Cipta: Jakarta, 2008)
7. Ibrahim,
R dan Nana Syaodih S. Perencanaan
Pembelajaran. Jakarta, Rineka Cipta, 2003.
8. Undang-Undang
Sisdiknas. (cet. II; Sinar Grafika : Jakarta, 2009 )
9. Makmun
Abidin Syamsuddin, Perencanaan Pedidikan suatu Pendekatan Komprehensif. (Cet. IV; Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2009)
10. Uno, Hamzah
B. Perencanaan Pembelajaran, (Cet. V; Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009)
11. Syaefuddin,
Udin. Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif. (cet. IV; PT
Remaja Rosdakarya: Bandung, 2009)
S. Nana Syaodhi. Perencanaan Pengajaran, (Cet. II;Jakarta:PT Rineka Cipta
Halo,
BalasHapusSaya adalah Mr.ALEXANDER ROBERT, dari ALEXANDER ROBERT LOAN FIRM, ini adalah pinjaman Asli yang akan mengubah hidup Anda menjadi bisnis yang lebih baik, perusahaan pinjaman pinjaman, Diberikan dan diberi lisensi untuk menawarkan pinjaman kepada individu, perusahaan swasta dan orang-orang yang membutuhkan bantuan keuangan. rendahnya tingkat manfaatnya sebanyak 2%.
Saya adalah Tuan ALEXANDER ROBERT, akan memberikan penghormatan saya kepada semua pemohon yang sah. Anda tidak akan kecewa dengan saya dalam urusan bisnis ini karena perusahaan akan memastikan pinjaman Anda terserah Anda, itu juga tidak akan berakhir di sana, kami memiliki tim ekspat yang mengerti hukum investasi, mereka akan membantu Anda, memberikan tip yang akan membantu Anda mengelola investasi Anda sehingga Anda menginvestasikan pinjaman Anda, jadi Anda tidak lagi bangkrut dalam hidup Anda dan tawaran menakjubkan ini hadir dengan pinjaman Anda, Hubungi kami hari ini melalui email alexanderrobertloan@gmail.com
Layanan kami meliputi:
* Pinjaman pribadi
* Amankan Pinjaman
* Pinjaman tidak dipagari
* Hasil pinjaman
* Pelatihan pinjaman
Pinjaman pinjaman
Pembayaran pinjaman
* Pinjaman siswa
* Pinjaman Komersial
* Pinjaman Otomatis
* Resolusi Pinjaman
Pinjaman Pembangunan
Pinjaman pinjaman
* Pinjaman Bisnis
* Pinjaman pendidikan
* Penunjukan salah
Silahkan isi formulir permohonan pinjaman di bawah ini dan kembalikan kepada kami untuk melayani kami dengan lebih baik melalui e-mail:
alexanderrobertloan@gmail.com
DATA PEMOHON
1) Nama Lengkap:
2) Negara:
3) Alamat:
4) Negara:
5) Jenis Kelamin:
6) Status Perkawinan:
7) Pekerjaan:
8) Nomor Telepon:
9) Posisi saat bekerja:
10) Pendapatan bulanan:
11) Jumlah Pinjaman yang Dibutuhkan:
12) Durasi Pinjaman:
13) Tujuan Pinjaman:
14) Agama:
15) Sudahkah anda melamar sebelum:
16) Tanggal lahir:
Terima kasih,
Mr ALEXANDER ROBERT (alexanderrobertloan@gmail.com)