Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima
oleh seluruh rumah tangga di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor
produksi dalam suatu periode biasanya dalam satu tahun. Salah satu indikator
telah terjadinya alokasi yang efisien secara makro adalah nilai output nasional
yang dihasilkan oleh sebuah perekonomian suatu negara dalam periode tertentu.
Besarnya output nasional dapat menunjukkan beberapa hal penting dalam sebuah
perekonomian, yaitu :
- Besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang seberapa efisien sumber daya yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang ada dalam perekonomian.
- Besarnya output nasional merupakan sebuah alat ukur produktivitas dan tingkat kemakmuran suatu negara.
- Besarnya output nasional merupakan gambaran tentang masalah-masalah struktural yang dihadapi perekonomian.
Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan
oleh Sir William Petty dari
Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya (Inggris) pada
tahun 1665. Dalam
perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan
penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut
tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu
ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan
pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan
perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product / GNP) yaitu
seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang
bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.
Berikut adalah beberapa konsep pendapatan nasional :
- Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product)
merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit
produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.
Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang
bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum
diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP
dianggap bersifat bruto/kotor. Pendapatan nasional merupakan salah satu ukuran
pertumbuhan ekonomi suatu negara.
- Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau
PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk
suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan
jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak
termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara
tersebut.
- Produk Nasional Neto (NNP)
Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP
dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal (sering pula disebut
replacement). Replacement penggantian barang modal / penyusutan bagi peralatan
produski yang dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga
mungkin saja kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif
kecil.
- Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah
pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat
sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang
pajak tidak langsung.
Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan
kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah.
- Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah
pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk
pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan
perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer
payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi
tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu,
contoh : pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran,
bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah
pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan
(pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak
dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa
tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan) dan iuran pensiun
(iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan
maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi
bekerja).
- Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income)
adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa
konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi.
Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan
pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak
dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib
pajak, contohnya pajak pendapatan.
Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga
pendekatan, yaitu :
- Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.
- Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi).
- Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor (X − M)
Selain bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran
suatu negara dan untuk mendapatkan data-data terperinci mengenai seluruh barang
dan jasa yang dihasilkan suatu negara selama satu periode, perhitungan
pendapatan nasional juga memiliki manfaat-manfaat lain, diantaranya untuk
mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional. Data pendapatan
nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi negara industri, pertanian,
atau negara jasa.
Contohnya, berdasarkan pehitungan pendapatan nasional dapat diketahui bahwa Indonesia
termasuk negara pertanian atau agraris, Jepang merupakan
negara industri, Singapura termasuk negara yang unggul di sektor jasa, dan
sebagainya.
Disamping itu, data pendapatan nasional juga dapat
digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekomian
terhadap pendapatan nasional, misalnya sektor pertanian, pertambangan,
industri, perdaganan, jasa, dan sebagainya. Data tersebut juga digunakan untuk
membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan
perekonomian antarnegara atau antardaerah, dan sebagai landasan perumusan
kebijakan pemerintah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi :
- Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara
keseluruhan permintaan terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat
harga. Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa
yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga,
sedangkan penawaran agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran
barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan
tingkat harga tertentu.
Konsumsi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pendapatan nasional. Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat,
maka perubahan tersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat
harga, tingkat pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan.
Adanya kenaikan pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat
harga dan output nasional (pendapatan nasional), yang selanjutnya akan
mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan pada tingkat penawaran agregat
cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output nasional (pendapatan
nasional) dan menambah pengangguran.
- Konsumsi dan tabungan
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh
barang-barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu
(biasanya satu tahun), sedangkan tabungan (saving) adalah bagian dari
pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan,
dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari pendapat
Keynes yang dikenal dengan psychological
consumption yang membahas tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika
dihubungkan dengan pendapatan.
- Investasi
Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu
komponen penting dari pengeluaran agregat.
Terdapat tiga cara yang dapat digunakan untuk
menghitung pendapatan nasional, yaitu :
- Metode Pengeluaran
Metode ini banyak digunakan di negara-negara maju.
Cara pehitungannya adalah dengan membagi sektor perekonomian menjadi beberapa
sektor produksi.
- Metode Pendapatan
Metode ini diperoleh dari pendapatan para pekerja,
pendapatan dari usaha perseorangan, pendapatan dari sewa, bunga neto dan
keuntungan perusahaan.
- Metode Produksi
Metode ini diperoleh dengan menjumlahkan nilai tambah
yang dibuat oleh sebuah perusahaan di berbagai jenis usaha.
Selain bertujuan untuk mengukur kesejahteraan suatu
negara dan untuk mendapatkan data-data tentang pendapatan suatu negara,
perhitungan pendapatan nasional suatu negara juga memiliki banyak tujuan antara
lain untuk meneliti struktur perkonomian suatu negara.
Perhitungan Pendapatan Nasional
Ada 3 macam
pendapatan perhitungan nasional :
- Pendekatan hasil produksi (product approach)
- Pendekatan pendapatan (income approach)
- Pendekatan pengeluaran (expenditure approach() atau pendekatan penggunaan (end-use approach)
Cara
perhitungan 1: mengumpulkan data tentang hasil akhir barang-barang dan
jasa-jasa untuk suatu periode tertentu dari semua unit-unit produksi yang
menghasilkan barang dan jasa tersebut.
Misalkan
jumlah produk ke-1 ditandai Q1, produk ke-2,Q2 dst sampai produk ke n ditandai
Qn, sedangkan untuk harga produk ke-1 ditandai P1, produk ke-2 P2 dst untuk
produk ke n ditandai Pn, maka bentuk persamaan matematiknya :
NI=P1Q1 +
P2Q2 +…+PnQn
Atau
NI=sigma P1
Q1
Cara perhitungan 2: Pengumpulan data pendapatan yang
diperoleh oleh rumah tangga keluarga.
Cara perhitungan 3:Menjumlahkan seluruh pengeluaran
yang dilakukan oleh keempat sektor dalam perekonomian (sektor konsumen,
perusahaan, pemerintah dan sektor perdagangan luar negeri)
Pendapatan
Nasional : dari harga biaya faktor ke harga pasar.
Kesamaan antara pendapatan nasional dengan produk
nasional akan terjadi bila nilai pendapatan nasional dinyatakan atas dasar
harga pasar, bukan atas dasar biaya faktor produksi. Perlu dicari penghubung
antara pendapatan nasional atas biaya faktor produksi dengan pendapatan
nasional atas dasar harga pasar.Berupa: transfer perusahaan, pajak tidak
langsung, subsidi dan penyusutan.
Transfer Perusahaan
Meliputi: Semua pengeluaran perusahaan kepada sektor
swasta dimana perusahaan tidak memperoleh balas jasa.
Contoh: bantuan perusahaan kepada lembaga-lembaga
social/korban bencana alam, penghapusan piutang perusahaan.
Pajak Tidak Langsung
Penggolongan pajak (langsung dan tidak langsung)
ditentukan oleh pengenaan beban pajak.
- Pajak langsung (Wajib pajak menyerahkan / membayar pajak kepada pemerintah secara langsung)
Contoh : PBB
- Pajak tidak langsung (Pembayaran pajak dapat dialihkan kepada pihak lain)
Contoh : pajak penjualan, cukai
Subsidi
Perusahaan
Sebagai pengurang terhadap angka pendapatan nasional
at factor cost untuk memperoleh angka pendapatan at market price. Penyusutan terhadap
bangunan-bangunan, mesin-mesin dan perlengkapannya, kerusakan aktiva tetap
perusahaan yang tidak terduga dalam perkiraan pendapatan nasional.
Beberapa
Pengertian Mengenai Pendapatan Nasional
A.
Produk Domestik lawan Produk Nasional
GDP (Gros Domestic
Product) atau Produk Domestik Bruto (PDB)
GNP (Gross
National Product) atau Product Nasional Bruto (PNB)
NDP (Net
Domestic Product)atau Produk Domestik Netto (PDN)
NNP (Net
National Product) atau Produk Nasional Netto (PNN)
Produk Domestik Bruto (PDB)
Yaitu semua barang-barang dan jasa-jasa yang
diproduksikan dalam suatu Negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu
tahun)
Produk Nasional Bruto (PNB)
Yaitu semua barang-barang dan jasa-jasa yang
dihasilkan oleh warga Negara dalam batas wilayah negaranya dalam jangka waktu
tertentu (biasanya satu tahun)
PDB +
pendapatan netto terhadap LN dari factor produksi = Produk Nasional Bruto
Pendapatan netto terhadap luar negeri dari faktor
produksi :
Nilai imbalan terhadap penggunaan sumber-sumber daya
WNI di Negara lain dikurangi dengan nilai imbalan terhadap penggunaan
sumber-sumber daya WNA di Negara kita.
Dari Bruto ke Netto
NDP=GDP-D
NNP=GNP-D
In=Ie-D
=>In:Investasi netto
Ib:Investasi
bruto
Nilai Atas Dasar Harga yang Berlaku dan Nilai Atas
Dasar Harga Konstan
Vnk=Vhb x IH tahun dasar / IH tahun yang
bersangkutan
Keterangan:
Vhk: nilai variable ekonomi atas dasar harga konstan
Vhb:nilai variable ekonomi atas dasar harga yang
berlaku
IH:Indeks Harga
Rumus tersebut berlaku untuk semua variable-variabel
ekonomi yang menyangkut kegiatan-kegiatan atau transaksi-transaksi ekonomi,
seperti: produk nasional, pengeluaran konsumsi, pengeluaran investasi,
pengeluaran pemerintah, pajak, ekspor, impor dsb.
EKONOMI TERTUTUP SEDERHANA VARIABEL EKONOMIS DAN
ANALISIS PENDAPATAN NASIONALNYA
Perekonomian tertutup Sederhana
Yaitu perekonomian yang tidak mengenal hubungan
ekonomi dengan Negara lain.
Tidak akan timbul transaksi-transaksi ekonomi luar
negeri (seperti transaksi ekspor, impor investasi luar negeri dsb).
Istilah sederhana menunjukkan bahwa perekonomian tsb
tidak mengenal adanya transaksi ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah.
Jadi, perekonomian tertutup sederhana:
Perekonomian tanpa hubungan ekonomi dengan Negara lain
dan tanpa adanya transaksi ekonomi pemerintah, baik yang berupa pungutan pajak,
pembayaran transfer pemerintah maupun pengeluaran konsumsi pemerintah.
Dalam perekonomian ini pengeluaran masyarakat
keseluruhan tiap tahun/tiap satuan waktu terdiri dari pengeluaran konsumsi RT
dan pengeluaran konsumsi rumah tangga dan pengeluaran untuk investasi.
Fungsi Konsumsi
Konsumsi yang dimaksud disini adalah pengeluaran
konsumsi pemerintah (Government Expenditure / G)
Asumsi yang dipakai :
Besar kecilnya konsumsi hanya tergatung pada besar
kecilnya pendapatan nasional.
Bentuk
fungsi konsumsi yang berbentuk garis lurus mempunyai persamaan
C=a+cY
Keterangan :
A: besar
konsumsi pada pendapatan nasional sebesar nol
C: besar marginal propensity to Consume “MPC”
Y: perbandingan antara besarnya perubahan konsumsi
dengan besarnya perubahan pendapatan nasional.
C: MPC:Deltac/delta Y
MPC umumnya bernilai “lebih kecil” daripada satu,
tetapi “lebih besar” daripada setengah dan bertanda “positif” “artinya
bertambahnya pendapatan mengakibatkan bertambahnya konsumsi.
Fungsi Konsumsi APC dan MPC
Metode yang biasa dipakai untuk menemukan persamaan
fungsi konsumsi suatu masyarakat yaitu metode ekonomitri. Jika diketahui
besarnya konsumsi pd dua tingkat pendapatan nasional yang berbeda dengan fungsi
konsumsi berbentuk persamaan garis lurus, dengan formula :
C = (APCn – MPC) Yn + MPC . Y
Dimana :
APCn adalah besarnya “average propensity to consume”
pada tingkat pendapatan nasional sebesar “n”. APC merupakan perbandingan
antara besarnya konsumsi pada suatu tingkat pendapatan nasional dengan besarnya
tingkat pendapatan nasional itu sendiri. Jika APC pada pendapatan n sama dengan
besarnya konsumsi pada pendapatan sebesar n dibagi dengan pendapatan sebesar n,
Yn.
APCn = Cn
Yn
Pembuktian rumus :
Yn – APCn.Yn
MPC.Yn
APCn.Yn
C
0
45
n
Y/tahun
Dari gambar
di atas diketahui
a = Yn –
MPC.Yn – (Yn – APCn. Yn)
= Yn –
MPC.Yn – Yn + APCn. Yn
= APCn. Yn –
MPC. Yn
a
= (APCn – MPC). Yn
Dari fungsi
konsumsi :
C = a + cY
atau C = a + MPC.Y
Di
mana a = (APCn – MPC). Yn maka perumusan
kembali dari fungsi konsumsi
C = (APCn –
MPC). Yn + MPC.Y
Contoh Soal!
Diketahui
:
Pada tingkat pendapatan nasional pertahun sebesar Rp.
100 M, besarnya konsumsi Rp. 95 M pertahun. Pada tingkat pendapatan nasional
sebesar Rp. 120 M pertahun, besarnya konsumsi pertahun Rp. 110 M
Ditanyakan :
Tentukan
fungsi konsumsinya!
BEP tercapai
pada tingkat pendapatan nasional sebesar berapa?
Jawab :
APC 100
= Cn = 95 = 0.95
Yn
100
APC 120
= Cn = 110 = 0.92
Yn
120
Besarnya MPC
= Delta C = (C120 – C100) = (100 –
95) = 15 = 0.75
Delta
Y = (Y120 – Y100) (120 –
100) 20
Dari rumus
di atas :
C
= (APCn – MPC). Yn + MPC. Y
=
(0.95 – 0.75). 100 + 0.75 Y
= 0.20
x 100 + 0.75 Y
C
= 20 + 0.75 Y
Tingkat pendapatan BEP terjadi jika besarnya
pendapatan sama dengan besarnya pengeluaran konsumsi.
Y
= C Y – C = 0
Y – (20 +
0.75 Y) = 0
Y – 20 0.75
Y = 0
Y -0.75 Y –
20 = 0
0.25 Y –
20 = 0
0.25
Y
= 20
Y
= 80
*Tingkat BEP
Rp. 80 M pertahun.
Fungsi
Saving
Saving atau tabungan merupakan bagian dari pendapatan
nasional pertahun yang tidak dikonsumsi.
S = Y – C
Kalau
dihubungan dengan rumus fungsi konsumsi, maka :
S = Y – C
C = a + Cy
S = Y – (a +
Cy)
S = Y – a –
Cy
S = Y – Cy –
a
S = Y (1 –
C) – a
Contoh Soal!
Diket :
Fungsi konsumsi suatu masyarakat mempunyai persamaan C = 20 + 0,75 Y
Ditanya :
Hitunglah fungsi saving dari masyarakat tersebut!
Jawab :
S = Y (1-C)
– a
S = Y
(1-0.75) – 20
S = Y (0.25)
– 20
S = 0.25 Y –
20
Marginal Propensity to Save (MPS) dan Average
Propensity to Save (APS)
MPS = perbandingan antara bertambahnya saving dengan
bertambahnya pendapatan nasional yang mengakibatkan bertambahnya saving
tersebut.
S = MPS = Delta S
Delta Y
APS = perbandingan antara besarnya saving pada suatu
tingkat pendapatan nasional besarnya pendapatan nasional bersangkutan.
APSn
= Sn
Yn
Hubungan
antara MPC dengan MPS, APC dengan APS
Hubungan
antara MPC dengan MPS dapat dinyatakan sbb :
MPC + MPS =
1
Atau :
MPC = 1 –
MPS
MPS = 1 –
MPC
Pembuktian :
Y =
C + S
Maka Y
= C + S
Jka ruas
kanan dan ruas kiri masing-masing dibagi dengan Y
Y
= C + S
Y
Y
1
= C + S
Y
Y
1 = MPC +
MPS
Hubungan
antara APC dengan APS
APCn + APSn
= 1
Atau :
APCn = 1 –
APSn
APSn = 1 –
APCn
Pembuktian :
Y = C +S
Yn = Cn + Sn
Jika ruas
kanan dan ruas kiri masing-masing dibagi dengan Yn
Yn = Cn + Sn
Yn
Yn
1
= Cn + Sn
Yn
Yn
1 = APCn +
APSn
Ekuitas Pendapatan Nasional untuk Perekonomian
tertutup sederhana
Keadaan Ekuilibrium
Dari segi sumber atau asalnya pendapatan nasional
terdiri dari konsumsi dan investasi. Atau C + I = Y
Dari sudut penggunannya pendapatan nasional sebagian
digunakan untuk pengeluaran konsumsi, dan selebihnya ditabung, atau Y = C +
S.
Apabila pendapatan dalam periode 0 digunakan dalam
periode 1, pendapatan nasional periode 1 digunakan untuk periode 2, pendapatan
periode 2 digunakan untuk periode 3 dst, maka hubungan konsumsi, investasi,
saving dan pendapatan nasional adalah sbb :
Co + Io = Yo
Yo = C1 + S1
C1 + I1 = Y1
Y1 = C2 + S2
C2 + I2 = Y2
Y2 = C3 + S3
C3 + I3 = Y3
dst.
Pendapatan Nasional Ekuilibrium
Y1 tingkat pendapatan nasional dimana tidak ada kekuatan ekonomi yang
mempunyai tendensi untuk mengubahnya.
Keadaan teresbut akan terjadi dengan syarat :
Yo = Y1 = Y2 = Y3 = Y4 dst.
Co = C1 = C2 = C3 = C4 dst.
So = S1 = S2 dst.
Kalau S1 = I1, maka Yo = Y1, kalau S2
= I2, maka Y1 = Y2 dst.
Kesimpulan :
Pendapatan nasional akan mencapai ekuilibrium dengan
syaarat :
S = I
Cara menemukam formula untuk menghitung tingkat
pendapatan nasional ekuilibrium
1. dengan menggunakan persamaan :
Y = C + I
C = a + cY
Maka Y = a + cY + I
Y – cY = a + I
(1 – c)Y = a + I
Y = 1 (a + I)
(1 – c)
2. dengan persamaan :
S = I
Y – C = I
Y – (a + cY) = I
Y – a – cY = I
Y – cY
= a + I
(1 – c)Y = a
+ I
Y
= 1 (a +I)
1 – c
Contoh soal :
Diketahui :
a) Fungsi konsumsi perth C = 0,75 Y + 20 m.rp
b) Besar investasi perth I =
40. m. rp
Ditanya
: a) Hitung besarnya pendapatan nasional ekuilibrium
b) Hitung besarnya konsumsi ekuilibrium
c) Hitung besarnya saving ekuilibrium
Jawab
: a) Y = 1 (20
+ 40)
1 – 0,75
Y = 4 (60)
Y = 240
b) C = 0,75 Y + 20
C = 0,75 (240) + 20
C = 180 + 20
C = 200
c) S = Y – C
S = 240 – 200
S = 40
Angka Pengganda
Kalau besarnya investasi tidak sama dengan besarnya
saving, maka akan terjadi ketidak seimbangan dalamm perekonomian, yang berarti
baik pendapatan nasional, konsumsi maupun saving berada dalam keadaan
“ekuilibrium”.
Hubungan antara perubahan investasi dan perubahan
pendapatan nasional ekuilibrium yang disebabkan oleh perubahan investasi
dibahas dalam konsep-konsep angka pengganda.
y1. Angka pengganda investasi/ investment multiplier)
Angka pengganda/ multiplier
y1. Bilangan dengan mana investasi harus kita kalikan, apabila kita ingin
mengetahui besarnya perubahan pendapatan nasional ekuilibrium yang diakibatkan
oleh perubahan investasi.
Kalau “K” menunjukkan besarnya angka pengganda, maka :
Y = K . I
K = Y
I
Disamping angka pengganda investasi, dikenal juga :
angka pengganda pajak, angka pengganda pengeluaran konsumsi pemerintah, angka
pengganda transfer pemerintah dsb.
Cara menemukan rumus angka pengganda investasi (
Y = K . I )
Jika tambahan investasi sebesar I,
mengakibatkan pendapatan nasional berubah dari Y menjadi Y
+ Y, maka :
Y + Y =
1 ( a + I + I )
1 – c
Y + Y =
1 (a + I) + 1
. I
1 –
c
1 – c
Jika ruas kanan dan ruas kiri dikurangi dengan Y
yang besarnya = 1 (a + I)
1 – c
Maka hasilnya :
Y = 1
. I
1 – c
Y = K = 1
I
1 – c
Kesimpulan :
Angka pengganda investasi :
K1 = Y =
1 atau
= 1
= 1
I
1 –
c
1 – MPC 1 – MPS
Contoh soal:
Diketahui :
a) Fungsi konsumsi tahunan : C=0,75Y
+ 20 m.rp
b) Pada periode 1 besarnya investasi
per tahun 40 m.rp
c) Pada periode 2 besarnya
investasi per tahun 80 m.rp
Ditanya : Dengan menggunakan angka pengganda, hitung
besarnya pendapatan nasional ekuilibrium pada periode ke-2?
Jawab :
Besar angka
pengganda investasi·
K1 = = = 4
Besar
perubahan investasi·
∆I = I2 – I1 = 80 – 40 = 40
Pendapatan
nasional ekuilibrium periode 1·
Y = (a+I) = (20 + 40) = 240
Pendapatan
nasional ekuilibrium periode 2·
Y2 = Y1 + ∆Y = Y1 + K1∆I
= 240 + 4 (40)
= 400
Hubungan antara perbahan-perubahan dalam pendapatan
nasional dengan perubahan-perubahan dalam konsumsi dan saving :
Konsumsi§
C1 = C0 + ∆C
∆C = MPC ·
∆Y → MPC =
=>
C1 = C0 + MPC · ∆Y
Saving§
S1 = S0 + ∆S
∆S = MPS · ∆Y → MPS =
Sð1 = S0 + MPS · ∆Y
Karena : MPS + MPC = 1, Maka :
S1 = S0 + ( 1 – MPC ) · ∆Y
Contoh soal :
Diketahui :
a) Fungsi konsumsi C = 0,75 Y + 20
m.rp
b) Pada periode sebelum 1981 besanya
investasi/thn 40 m.rp
c) Pada periode sesudah 1980
besanya investasi/thn 60 m.rp
Ditanya : Dengan menggunakan angka pengganda, hitung
besarnya pendapatan nasional ekuilibrium baru dan saving ekuilibrium baru?
Jawab :
a) Besarnya angka pengganda
investasi
K1 = = = 4
∆I = I1 – I0 = 60 – 40 = 20 m.rp
b)
Pendapatan nasional ekuilibrium pada periode sebelum tahun 1981 (dianggap
sebagai periode “0”)
Y0 = ( a + I )
Y0 = ( 20 + 40) = 240
Pendapatan nasional ekuilibrium pada periode sesudah
thn 80 (sbg periode “1”)
Y1 = Y0 + kr ∆I = 240
+ 4 (20) = 320
c) Konsumi ekuilibrium yang
baru
C0 = 0,75 Y + 20 = 0,75(240) + 20
= 200
C1 = C0 + MPC · ∆Y = 200 + 0,75
(320 – 240 )
= 200 + 0,75 (80)
= 200 + 60 = 260
d) Saving ekuilibrium lama
S0 = -a + ( 1- c ) Y
= -20 + ( 1 – 0,75 ) 240
= -20 + (0,25) 240
= -20 + 60 = 40
Saving ekuilibrium baru = periode sesudah tahun 1980
S1 = S0 + MPS · ∆Y
= 40 + 1 ( 1 – 0,75 ) ( 320 – 240 )
= 40 + ( 0,25 ) ( 80 )
= 40 + 20 = 60
Produksi Nasional
Besar kecilnya jumlah barang dan jasa yang dapat
dihasilkan oleh suatu perekonomian tergantung pada : besar kecilnya kapasitas
produksi nasional.
Besar kecilnya kapasitas produksi nasional tergantung
pada komposisi, kualitas, dan kuantitas factor-faktor produksi dalam
perekonomian tersebut.
Macam – macam factor produksi
a. Factor produksi alam/ SDA
(natural resources)
b. Factor produksi tenaga
kerja/ SDM (human resources)
c. Factor [roduksi capital/
SDmodal (capital resources)
Tingginya kapasitas produksi nasional yang
dipergunakan disebut dengan “ tingkat employment”
Penggunaan kapasitas produksi secara penuh : full employment§
Penggunaan kapasitas§ produksi hanya sebagian/ ada
sebagian ari kapasitas produksi yang menganggur tidak terpakai : under
employment
Over employment terjadi bila :
Kapasitas produksi§ nasional sudah dalam penggunan
penuh, tetapi permintaan barang – barang dan jasa-jasa secara total masih terus
bertambah.
Dalam keadaan seperti§ ini jumlah tidak lagi dapat
bertambah, umumnya yang mengalami perubahan adalah pengalokasian kembali factor
– factor produksi / reallocation of resource.
Over employment bertndensi menimbulkan inflasi.§
Inflationary Gap dan Deflationary Gap
Untuk mengetahui gambaran tentang sejauh mana tingkat
employment yang terjadi menyimpang dari kapasitas produksi yang ada.
Semakin besar angka inflantionary gap ( celah inflasi
) berate semakin besar over employmentnya.
Inflationary Gap·
Yaitu besarnya perbedaan antara jumlah investasi yang
terjadi dengan besarnya full employment saving ( saving pada tingkat employment
) , di mana besarnya investasi melebihi besarnya full employment saving.
Semakin besar angka deflationary gap ( telah deflasi )
berarti semakin jauh tingkat employment berada di bawah full employment, dengan
kata lain tingkat pengangguran semakin besar.
Deflationary Gap·
Yaitu angka tang menunjukan besarnya perbedaan antara
investasi yang terjadi dengan full employment saving, dimana besarnya investasi
“ lebih kecil “ dibandingkan dengan full employment saving.
Contoh soal :
Diketahui :
Fungsi konsumsi pertahun : C = 0,75 Y + 20 m.rp
Besarnya investasi pertahun : I = 40 m.rp
Ditanyakan :
a.
Hitung besarnya inflantionary gap dan deflationary gap, jika diketahui
perekonomian mempunyai kapasitas produksi 200 m.rp/tahun
b.
Hitung besarnya inflantionary / deflationary gap bila diketahui besarnya
kapasitas peroduksi nasional 280 m.rp
Jawab :
a.
Perekonomian dengan kapasitas produksi 200 m.rp /th dengan fungsi konsumsi
C = 0,75 Y + 20 m.rp
Besarnya full employment saving :
S = Y – C = 200 – ( 0,75 * 200 + 20 )
= 200 – 170 = 30 m.rp/thn
Besarnya inflantionary gap
I · G = investasi – full employment saving
= 40 m.rp – 30 m.rp = 10 m.rp
b.
Perekonomian dengan kapasitas produksi 280 m.rp/thn , akan mempunyai full
employment saving sebesar :
S = Y – C = 280 – (0,75 * 280 + 20 )
= 280 – 230
= 50 m.rp
Besarnya deflationary gap
D.G . = full employment saving – investasi
= 50 m.rp – 40 m.rp
= 10 m.rp
Halo,
BalasHapusSaya adalah Mr.ALEXANDER ROBERT, dari ALEXANDER ROBERT LOAN FIRM, ini adalah pinjaman Asli yang akan mengubah hidup Anda menjadi bisnis yang lebih baik, perusahaan pinjaman pinjaman, Diberikan dan diberi lisensi untuk menawarkan pinjaman kepada individu, perusahaan swasta dan orang-orang yang membutuhkan bantuan keuangan. rendahnya tingkat manfaatnya sebanyak 2%.
Saya adalah Tuan ALEXANDER ROBERT, akan memberikan penghormatan saya kepada semua pemohon yang sah. Anda tidak akan kecewa dengan saya dalam urusan bisnis ini karena perusahaan akan memastikan pinjaman Anda terserah Anda, itu juga tidak akan berakhir di sana, kami memiliki tim ekspat yang mengerti hukum investasi, mereka akan membantu Anda, memberikan tip yang akan membantu Anda mengelola investasi Anda sehingga Anda menginvestasikan pinjaman Anda, jadi Anda tidak lagi bangkrut dalam hidup Anda dan tawaran menakjubkan ini hadir dengan pinjaman Anda, Hubungi kami hari ini melalui email alexanderrobertloan@gmail.com
Layanan kami meliputi:
* Pinjaman pribadi
* Amankan Pinjaman
* Pinjaman tidak dipagari
* Hasil pinjaman
* Pelatihan pinjaman
Pinjaman pinjaman
Pembayaran pinjaman
* Pinjaman siswa
* Pinjaman Komersial
* Pinjaman Otomatis
* Resolusi Pinjaman
Pinjaman Pembangunan
Pinjaman pinjaman
* Pinjaman Bisnis
* Pinjaman pendidikan
* Penunjukan salah
Silahkan isi formulir permohonan pinjaman di bawah ini dan kembalikan kepada kami untuk melayani kami dengan lebih baik melalui e-mail:
alexanderrobertloan@gmail.com
DATA PEMOHON
1) Nama Lengkap:
2) Negara:
3) Alamat:
4) Negara:
5) Jenis Kelamin:
6) Status Perkawinan:
7) Pekerjaan:
8) Nomor Telepon:
9) Posisi saat bekerja:
10) Pendapatan bulanan:
11) Jumlah Pinjaman yang Dibutuhkan:
12) Durasi Pinjaman:
13) Tujuan Pinjaman:
14) Agama:
15) Sudahkah anda melamar sebelum:
16) Tanggal lahir:
Terima kasih,
Mr ALEXANDER ROBERT (alexanderrobertloan@gmail.com)